-->
  • Jelajahi

    Copyright © BATU BERTULIS NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Ikatan Cendekiawan Dayak Indonesia

    Ikatan Cendekiawan Dayak Indonesia

    Festival Cerlang: Asah Ketrampilan Hidup Generasi Alfa Lewat Belajar Berbasis Riset

    Bertulis Network
    Monday, 12 May 2025, May 12, 2025 WIB

     

    Perayaan Hari Pendidikan Nasional 2025 dan 13 Tahun Sekolah Cerlang di Pontianak, 11 Mei 2025

    Batubertulisnews.com, Pontianak- Sekolah Alam Terpadu CERLANG mengajak semua guru, orang tua, dan masyarakat untuk bersama-sama anak generasi alfa membangun kapasitas riset sebagai salah satu life skill atau ketrampilan hidup yang semakin penting di masa depan. 


    Ajakan ini disampaikan oleh Sri Wartati, co-founder sekaligus trainer fasilitator atau para pendidik di Sekolah Alam Terpadu CERLANG dalam pembukaan FESTIVAL CERLANG, di Pontianak (11/05/2025). 


    Festival CERLANG dilangsungkan untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional sekaligus hari jadi Sekolah Cerlang ke-13. Berawal dengan kelas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK) di tahun 2012, sejak 2019 CERLANG telah memiliki Sekolah Dasar (SD). 


    Festival CERLANG diawali dengan playdate atau bisa dimaknai sebagai janjian main bareng. Lebih 70 anak dalam usia pendidikan dini hingga SD terlibat dalam kegiatan ini. Selain itu, juga ada pertunjukan musik dari anak-anak CERLANG. Para pengunjung juga dapat menikmati Gelar Karya dari proses belajar di CERLANG sambil berdiskusi langsung dengan guru, siswa dan juga orang tua murid. 


    Dalam dialog bertajuk Riset sebagai Ketrampilan Hidup, yang menjadi salah satu rangkaian acara Festival Cerlang, Sri Wartati menjelaskan “ajakan mengembangkan kapasitas riset didasarkan atas pertimbangan kebutuhan anak untuk memiliki alat yang handal dalam menavigasi diri menghadapi tantangan hidup melalui proses internalisasi siklus belajar”. 


    Riset adalah sebuah pendekatan sistematis untuk mengasah rasa ingin tahu, ketrampilan menggali informasi yang akuntabel dan kemampuan mencari solusi secara kreatif. Dengan demikian, riset dapat menjadi alat strategis bagi anak-anak generasi alfa untuk menyikapi berbagai tantangan hidup yang semakin kompleks yang akan ia hadapi ke depan. 


    Kedua, riset membuka kesempatan untuk menginternalisasi siklus belajar yaitu cara membangun pengetahuan secara akumulatif berdasarkan upaya mencari tahu lebih mendalam, merefleksikan dan mengaplikasi perbaikannya sebagai pengalaman baru yang ia perdalam lebih lanjut Dengan proses ini, anak akan menghayati belajar sebagai proses membangun nalar yang bertumbuh tanpa batas, yang akan ia hidupi sepanjang masanya, yaitu sejak lahir hingga tutup usia. 


    “Riset dimulai dengan menggali minat anak. Terkesan sederhana, namun dengan proses yang tepat anak akan belajar logika berpikir dan banyak hal,” Sri menambahkan. 


    Hal ini juga disampaikan oleh para siswa saat ditanya mengenai pendapatnya mengenai cara belajar di CERLANG. Misalnya saja Maisya, siswa kelas 6 SD CERLANG. “Paling senang dari belajar riset adalah karena bisa mencari tahu lebih dalam hal yang kami senangi. Misalnya saja, Maisya suka kucing. Karena riset, bisa jadi lebih dekat dengan si Gembul, kucing peliharaan kami,” ujarnya.



    Selain pendekatan belajar berbasis riset, CERLANG juga mengasah kepekaan pada lingkungan melalui berbagai program pendidikan karakter. Termasuk kegiatan perayaan kebhinekaan di dalam masyarakat, soscioprenuership untuk bergotong-royong membantu pihak yang membutuhkan, kantin mandiri untuk meneguhkan kejujuran, dan kegiatan-kegiatan yang membangun kesadaran pada kebersihan, hemat energi dan bercocok tanam sedari dini untuk bertanggungjawab pada kelestarian alam. 


    “Pendekatan Cerlang pas dalam menyikapi kondisi hari ini dan ke depan yang bukan saja penuh ketidakpastian, tetapi bisa jadi juga bersifat chaos,” ujar Kamala Chandrakirana, salah satu pengunjung Festival CERLANG. Kamala pernah menjadi ahli independen untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2010-2017. “Saya sungguh terkesan dengan hasil pembelajaran di CERLANG. Misalnya saja bagaimana salah satu anak CERLANG bisa menjelaskan sistem tubuh yang kompleks dengan penuh imaginasi,”ungkapnya. 


    Kesan serupa mengenai proses dan hasil belajar di CERLANG juga disampaikan oleh empat pengunjung lainnya, yaitu Tati Krisnawaty (penggagas komunitas Kali Aget), Myra Diarsi (co-founder Kalyanamitra), Theresia Iswarini (komisioner Komnas Perempuan 2020-2025) dan Sartika Pradhani (dosen hukum Universitas Gajah Mada). “Sudah lama saya mendengar tentang CERLANG. Namun, hari ini dengan melihat dan berinteraksi langsung, hati saya tertinggal di CERLANG. Kita perlu sama-sama merawat dan membesarkannya,” ungkap Tati. 


    Informasi mengenai Sekolah CERLANG memang telah sampai di luar Kalimantan Barat. Selain menjadi bagian dari jaringan pendidik progresif di tingkat nasional, CERLANG juga menjalin kerjasama dengan jejaring serupa di tingkat internasional, seperti Gobal Network of Religion for Children. 


    CERLANG juga sering mengisi kegiatan-kegiatan lintas budaya, seperti saat perayaan Cap Go Meh ataupun dengan melakukan buka puasa bersama. Segera pada hari Minggu, 18 Mei 2025, CERLANG juga akan berkolaborasi dengan Gaia Mall untuk kegiatan EDU-Blast yang memfokuskan pada aktivitas belajar anak usia 2 hingga 13 tahun. 

    Komentar

    Tampilkan